4 Kisah Inspiratif
Yang Sudah Berlalu Tak Perlu Disesali
Suatu ketika, ada seorang pemuda yang mendapat
warisan dari orangtuanya. Karena tergolong keluarga sederhana, ia hanya
mendapat sedikit uang dan beberapa buah buku. Sebelum meninggal, ayahnya
berpesan, “Anakku, buku-buku ini adalah harta yang tak terhingga nilainya. Ayah
berikan kepadamu, baca dan pelajarilah. Mudah-mudahan kelak nasibmu bisa
berubah lebih baik. Dan ini sedikit uang, pakailah untuk menyambung hidup dan
bekerjalah dengan rajin untuk menghidupi dirimu sendiri.”
Tak berapa lama, uang yang ditinggalkan pun habis
terpakai. Sejenak ia melongok buku-buku peninggalan ayahnya. Ia teringat pesan
dari orangtuanya agar belajar dari buku tersebut. Karena malas, ia mengambil
jalan pintas. Buku itu dijual kepada teman yang mau membeli karena kasihan.
Sebagai gantinya, ia mendapatkan beras untuk makan sehari-hari.
Beberapa saat kemudian, si pemuda harus mulai
bekerja kasar demi menyambung hidup. Yang membuatnya heran, teman yang dulu
membeli bukunya, kini hidupnya kelihatan nyaman dan semakin maju. Karena
penasaran ingin tahu, apa yang membuat teman tadi bisa berhasil hidupnya, dia
mendatangi dan bertanya.
Meski sempat tidak mau membuka rahasia, setelah
didesak dan kasihan melihat nasib si pemuda, akhirnya si teman terbuka. “Sebenarnya,
aku sangat terbantu dengan buku yang kamu jual padaku. Dulu aku beli buku itu
karena kasihan kepadamu. Kubiarkan saja berdebu di sudut kamar. Suatu hari,
iseng karena ingin tahu, kubaca dan ternyata, wahh…isinya bagus sekali! Sebuah
pelajaran hidup yang luar biasa.”
“Bukan itu saja,” sambung temannya. “Di dalam
buku itu terselip pesan, agar si pembaca setelah menguasai isi buku tersebut
mau praktik dengan sungguh-sungguh. Sungguh, aku beruntung aku mendapat buku
itu darimu. Lihat, hidupku jadi berubah. Sebenarnya, dari mana buku-bukumu itu
berasal?”
Mendengar cerita temannya itu, si pemuda sangat
menyesal. Harta peninggalan ayahnya ternyata jauh lebih berharga dari yang ia
kira. Karena malas membaca, kini ia hanya jadi pekerja kasar yang hidup ala kadarnya.
“Buku itu sebenarnya warisan dari orangtuaku,”
jawab si pemuda. “Jujur, aku malas membacanya dan tidak tahu kalau ayahku
menyimpan pesan yang sangat berharga. Sungguh, aku menyesal. Teman, boleh aku
pinjam kembali buku-buku itu untuk memulai hidupku yang baru? Aku ingin bisa
mengubah hidupku menjadi lebih baik.”
Demikianlah, banyak hal yang kadang tak kita mengerti dari
pilihan-pilihan yang kita jalani. Sering mengundang penyesalan, seperti si
pemuda tadi. Tapi bagi yang mau belajar, setiap kegagalan, setiap kesalahan
pasti punya nilai pembelajaran. Maka, ada ungkapan “hal yang sudah berlalu tak
perlu disesali”. Sudah sepatutnya kata-kata bijak tadi kita jadikan pegangan
hidup. Jika hari ini kita gagal, kita siap bangkit lagi!
Mari, jangan sesali yang sudah berlalu, jangan pula takut
pada masa depan. Kita belajar dari banyak kesalahan dan segala ketidaknyamanan,
untuk mengambil pilihan yang ada pada hari ini sebagai dasar pijakan meraih
keberhasilan yang lebih membanggakan. Tetap berjuang!
Anakku,
izinkan bunda menuturkan sebuah kisah.
Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang zuhud, senang beribadah dan berjihad, suatu kali pernah berkata. "Sesungguhnya jiwaku adalah jiwa yang mempunyai banyak cita-cita".
Dia pernah bercita-cita menjadi amir, dia telah mendapatkannya. Dia bercita-cita menjadi seorang khalifah, juga telah didapatkannya. Sekarang, cita-citaku adalah surga, dan aku berharap mendapatkannya."
Lembar sejarah membuktikan, orang-orang besar umumnya memiliki cita-cita tinggi. Anakku, bukan hanya itu, mereka berusaha mewujudkan apa yang mereka cita-citakan dengan segenap upaya dan kesungguhan, dan umumnya mereka mampu meraih cita-cita yang telah mereka canangkan.
Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang zuhud, senang beribadah dan berjihad, suatu kali pernah berkata. "Sesungguhnya jiwaku adalah jiwa yang mempunyai banyak cita-cita".
Dia pernah bercita-cita menjadi amir, dia telah mendapatkannya. Dia bercita-cita menjadi seorang khalifah, juga telah didapatkannya. Sekarang, cita-citaku adalah surga, dan aku berharap mendapatkannya."
Lembar sejarah membuktikan, orang-orang besar umumnya memiliki cita-cita tinggi. Anakku, bukan hanya itu, mereka berusaha mewujudkan apa yang mereka cita-citakan dengan segenap upaya dan kesungguhan, dan umumnya mereka mampu meraih cita-cita yang telah mereka canangkan.
Bukan
hanya kisah Umar bin Abdul Aziz yang akan bunda ceritakan. Ada kisah lain,
tentang empat pemuda dengan cita-cita mereka. Suatu kali, Abdullah bin Umar,
Urwah bin Zubair, Mushab bin Zubair dan Abdul Malik bin Marwan ra. berkumpul di
pelataran ka'bah. Mushab yang bicara pertama kali dengan
mengatakan,"Bercita-citalah kalian." Sahabat yang enggan mengatakan
cita-citanya, meminta Mushab terlebih dulu menyampaikan cita-citanya.
Mushab bertutur,"Aku ingin kaum muslimin bisa menaklukkan wilayah Irak, aku ingin menikahi Sakinah puteri Husein dan Aisyah binti Thalhah bin Ubaidillah." Tahukah anakku, apa yang kemudian hari berlaku atas Mushab? Allah SWT memperkenankannya memperoleh apa yang ia cita-citakan.
Urwah bin Jubair kemudian menceritakan harapannya. "Aku ingin menguasai ilmu fikih dan hadits." Subhanallah, Urwah kemudian dikenal sebagai salah satu tokoh ulama fikih dan banyak meriwayatkan hadits.
Abdul Malik bin Marwan mengungkapkan cita-citanya. Ia menyatakan keinginannya untuk menjadi khalifah. Dan anakku, Abdul Malik bin Marwan kemudian menjadi khalifah di masa Daulah Umawiyah yang dikenal sebagai khalifah yang memiliki ilmu yang luas dan taat beribadah.
Terakhir, Abdullah bin Umar menegaskan cita-citanya. Tahukah anakku, apa cita-cita Abdullah bin Umar? Cita-citanya adalah, surga!
Mushab bertutur,"Aku ingin kaum muslimin bisa menaklukkan wilayah Irak, aku ingin menikahi Sakinah puteri Husein dan Aisyah binti Thalhah bin Ubaidillah." Tahukah anakku, apa yang kemudian hari berlaku atas Mushab? Allah SWT memperkenankannya memperoleh apa yang ia cita-citakan.
Urwah bin Jubair kemudian menceritakan harapannya. "Aku ingin menguasai ilmu fikih dan hadits." Subhanallah, Urwah kemudian dikenal sebagai salah satu tokoh ulama fikih dan banyak meriwayatkan hadits.
Abdul Malik bin Marwan mengungkapkan cita-citanya. Ia menyatakan keinginannya untuk menjadi khalifah. Dan anakku, Abdul Malik bin Marwan kemudian menjadi khalifah di masa Daulah Umawiyah yang dikenal sebagai khalifah yang memiliki ilmu yang luas dan taat beribadah.
Terakhir, Abdullah bin Umar menegaskan cita-citanya. Tahukah anakku, apa cita-cita Abdullah bin Umar? Cita-citanya adalah, surga!
Anakku sayang, ambillah hikmah terbaik dari kisah itu. Apa yang menjadi cita-cita mereka? Cita-cita yang tinggi dan besar. Apakah engkau mengetahui, bagaimana mereka bisa mencapai cita-cita itu? Mereka mencapainya dengan perjuangan dan pengorbanan yang sungguh-sungguh diiringi dengan mental yang luar biasa. Bukan dicapai dengan menumbuhkan keminderan, kekalahan bahkan keputusasaan. Kekuatan tekad yang mereka miliki disertai dengan kerja keras juga doa kepada Allah SWT membuat mereka mampu mencapai apa yang mereka inginkan.
Perhatikan apa yang sejarah tulis mengenai perjuangan Umar bin Abdul Aziz. Kala diangkat menjadi pemimpin, ia tanggalkan kemewahan-kemewahan yang pernah dinikmatinya. Ia ganti kemewahan itu dengan segenap kesederhanaan. Ia bahkan meminta keluarganya untuk turut serta hidup dalam kesederhanaan itu. Yunus bin Syuaib bahkan berkata, "Sebelum menjadi khalifah, tali celananya masuk ke dalam perutnya yang besar. Namun, ketika dia menjadi khalifah, dia sangat kurus. Bahkan jika saya menghitung jumlah tulang rusuknya tanpa menyentuhnya, pasti saya bisa menghitungnya." Bukan hanya itu, Umar bin Abdul Aziz juga dikenal sebagai pemimpin yang menolak suap dalam bentuk apapun. Subhanallah.. Allah SWT memperkenankan Umar bin Abdul Aziz memperoleh keinginannya untuk menjadi khalifah dan Umar menjalankannya dengan penuh kesungguhan, perjuangan dan pengorbanan untuk menngapai cita-cita yang lain, surga!
Karena itu, anakku, bercita-citalah! Pancangkan cita-citamu setinggi mungkin. Iringi ia dengan kesungguhan, perjuangan dan pengorbanan untuk menngapainya. Semoga Allah SWT merahmatimu dengan memperkenankan cita-cita itu terwujud.
Bercita-citalah! Bukan hanya untuk duniamu, tapi juga untuk akheratmu. Rasulullah bersabda, "Dan jika kalian meminta kepada Allah, maka mintalah surga firdaus, sebab dia adalah surga yang paling tinggi." Anakku, tahukah engkau apa cita-cita seorang Rabiah bin Kaab? Cita-citanya adalah, menemani Rasulullah di surga!
-satu episode dalam Menikmati Peran Ibu-
Kisah inspirasi ini ditulis oleh Cahaya Afiati dalam situs eramuslim.com
Hikmah Yang dapat diambil dari kisah inspirasi diatas :
- Milikilah cita-cita, kau tak pernah tahu bagaimana Tuhanmu kan mengabulkan cita-citamu.
- Ikhtiar mengejar cita-cita, dan tawakkal kepadaNya
- Jangan berputus asa dalam mengejar cita-citamu.
Ada 4 lilin yang menyala, Sedikit
demi sedikit habis meleleh.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka
Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka
Yang pertama berkata: “Aku adalah Damai.” “Namun manusia tak mampu menjagaku: maka lebih baik aku mematikan diriku saja!” Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.
Yang
kedua berkata: “Aku adalah Iman.” “Sayang aku tak berguna lagi.” “Manusia tak
mau mengenalku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.” Begitu selesai
bicara, tiupan angin memadamkannya.
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
“Akulah HARAPAN.”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!
(emotivasi)
================
Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas :
Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara: “Aku adalah Cinta.” “Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.” “Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.” “Mereka saling membenci, bahkan membenci mereka yang mencintainya, membenci keluarganya.” Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.
Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam. Karena takut akan kegelapan itu, ia berkata: “Ekh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, Aku takut akan kegelapan!”
Lalu ia mengangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:
Jangan takut, Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:
“Akulah HARAPAN.”
Dengan mata bersinar, sang anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.
Apa yang tidak pernah mati hanyalah HARAPAN yang ada dalam hati kita….dan masing-masing kita semoga dapat menjadi alat, seperti sang anak tersebut, yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!
(emotivasi)
================
Hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas :
- Hidup tak selamanya terang, adakalanyaangin berhembus, meredupkan "lilin-lilin" kita
- Dalam situasi dan kondisi sesulit apapun, jangan sampai kau putus harapan... terlebih harapan kepadaNya...
- dengan Harapan, insya Allah kita bisa bertahan dan dengan ijinNya kita bisa menyalakan "lilin" lain kehidupan kita .
Seorang tukang air India memiliki
dua tempayan besar, Masing-masing bergantung pada kedua ujung sebuah pikulan
Yang dibawa menyilang pada bahunya. Satu dari tempayan itu retak, Sedangkan
tempayan satunya lagi tidak. Jika tempayan yang tidak retak itu selalu membawa
air penuh setelah perjalanan panjang dari mata air ke rumah majikannya.
Tempayan itu hanya dapat air setengah penuh, Selama dua tahun, hal ini terjadi
setiap hari. Si tukang air hanya dapat membawa Satu setengah tempayan air ke
rumah majikannya.Tentu saja si tempayan yang tidak retak Merasa bangga akan
prestasinya, Karena dapat menunaikan tugasnya dengan sempurna. Namun si
tempayan retak yang malang itu Merasa malu sekali akan ketidaksempurnaannya
.Dan merasa sedih sebab ia hanya dapat Memberikan setengah dari porsi yang
seharusnya Dapat diberikannnya.
Setelah
dua tahun tertekan oleh kegagalan pahit ini, Tempayan retak itu berkata kepada
si tukang air, "Saya sungguh malu pada diri saya sendiri, dan saya ingin
mohon maaf kepadamu." "Kenapa?" tanya si tukang air,
"Kenapa kamu merasa malu?" "Saya hanya mampu, selama dua tahun
ini, membawa setengah porsi air dari yang seharusnya dapat saya bawa karena
adanya retakan pada sisi saya telah membuat air yang saya bawa bocor sepanjang
jalan menuju rumah majikan kita. Karena cacadku itu, saya telah membuatmu
rugi." Kata tempayan itu. Si tukang air merasa kasihan pada si tempayan
retak, Dan dalam belas kasihannya, ia berkata, "Jika kita kembali ke
rumah majikan besok, aku ingin kamu memperhatikan bunga-bunga indah di
sepanjang jalan."
Benar, ketika mereka naik ke bukit, Si tempayan retak memperhatikan Dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah Di sepanjang sisi jalan, Dan itu membuatnya sedikit terhibur.
Namun pada akhir perjalanannya, Ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu. Dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, Dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, Kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga Indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang. "
kisah dari : http://forum.upi.edu/index.php?topic=10701.15
gambar dari : http://www.linggakab.go.id/
Benar, ketika mereka naik ke bukit, Si tempayan retak memperhatikan Dan baru menyadari bahwa ada bunga-bunga indah Di sepanjang sisi jalan, Dan itu membuatnya sedikit terhibur.
Namun pada akhir perjalanannya, Ia kembali sedih karena separuh air yang dibawanya telah bocor, dan kembali tempayan retak itu meminta maaf pada si tukang air atas kegagalannya. Si tukang air berkata kepada tempayan itu, "Apakah kamu memperhatikan adanya bunga-bunga di sepanjang jalan di sisimu tapi tidak ada bunga di sepanjang jalan di sisi tempayan yang lain yang tidak retak itu Itu karena aku selalu menyadari akan cacadmu. Dan aku memanfaatkannya. Aku telah menanam benih-benih bunga di sepanjang jalan di sisimu, Dan setiap hari jika kita berjalan pulang dari mata air, Kamu mengairi benih-benih itu. Selama dua tahun ini aku telah dapat memetik bunga-bunga Indah itu untuk menghias meja majikan kita. Tanpa kamu sebagaimana kamu ada, majikan kita tak akan dapat menghias rumahnya seindah sekarang. "
kisah dari : http://forum.upi.edu/index.php?topic=10701.15
gambar dari : http://www.linggakab.go.id/
salah satu hikmah yang bisa diambil dari kisah inspirasi diatas adalah bahwa kita boleh jadi memiliki ke"retak"an tersebut, namun yakinlah satu kelemahan menurut kita, boleh jadi sebuah kemanfaatan bagi orang lain. Jadi... jangan bersedih dan tersenyumlah.. Karena keretakan kita pun dapat bermanfaat besar.. :)
Sumber :
Komentar
Posting Komentar