Harapan Di Balik Kesuksesan
Matahari pulang
keperaduannya, siang pun kini berganti petang, birunya langit berganti dengan
jingganya senja. Sseorang gadis masih dalam posisi yang sama , duduk manis di
balkon rumahnya menikmati indah nya senja. Dia bernama Irenia Oryza Sativa,seorang
remaja yang kerap disapa iren, seorang penikmat senja, penikmat hujan, dia menyukai segalanya, kecuali satu
hal yang tidak disukainya yaitu harapan.Harapan satu kata yang mungkin setiap
orang pasti memiliki nya, tak terkecuali Iren dia juga pernah punya harapan,
namun sekarang berbeda dia tidak suka harapan, karena yang dia tahu harapan
hanya akan mengecewakan.
Ujian demi
ujian sudah terlewati, salah satunya ujian bagi pelajar yaitu ujian semester,
dimana proses belajar selama 6 bulan
diuji hanya dalam 1 minggu, bukan tergantung siapa yang pandai namun siapa yang
pandai – pandai, ada 2 pilihan yaitu untung atau buntung, itu kembali ke diri
kita sendiri ingin menjadi yang beruntung atau sebaliknya.Iren baru saja telah
menjalani ujian semester.Dia sudah optimis bahwa usahanya pasti berhasil, ia
sudah mati – matian dengan semangat 45 belajar tanpa kenal lelah, dari siang
hingga larut malam bahkan ia hanya tidur kurang lebih selama 4 jam. Dia yakin
bahwa ia pasti bisa, menjadi peringkat 3 besar dikelas itu adalah harapan
terbesar nya saat ini. Karena ia ingin membuktikan kepada semua orang bahwa ia
mampu bersaing dengan siapapun, tak kenal dari mana asalnya, tak kenal seberapa
pandainya yang penting bagaimana ia bisa menjadi juara dalam sebuah persaingan.
Dan meyakinkan kedua orang tuanya bahwa ia mampu untuk melanjutkan pedidikan
kekampus yang diimpikannya.
Hari demi hari
terlewati , kini waktunya ia menerima hasil ujiannya, ia berharap bahwa ia
mendapat nilai sempurna. Sebuah amplop berisikan secarik kertas sudah ada
ditangannya sekarang, ia dengan tersenyum
yakin membuka amplop tersebut, ia melihat coretan yang ada di kertas
tersebut, itu sangat tidak sesuai dengan harapannya, itu diluar dugaannya, ia
berharap ini hanya mimpi, tapi ini tidak bisa dipungkiri terpampang jelas bahwa
dia mendapat peringkat 35 yang merupakan peringkat 3 terakhir. Perasaan nya
campur aduk ada rasa kesal, kecewa, marah. Dengan langkah terburu – buru ia
meninggalkan sekolah sambil menggenggam erat kertas hasil ujiannya, ia hanya
ingin menenagkan pikiran dan perasaannya, tujuannya adalah ketempat dimana ia
bisa melepas semua rasa kecewa nya.Ia memilih ke tempat dimana ia bisa bahagia,
dimana ia bisa tenang, bisa menjernihkan pikirannya kembali, akhirnya ia memilih
untuk pergi ke bukit impian,sebuah tempat dengan nama yang unik dan menarik
tapi ia tidak peduli seberapa menariknya tempat tersebut yang penting , disana
ia bisa menjernihkan pikiran.
Sesampainya ia
disana ia melihat hanya ada beberapa orang
disana tidak teralu sepi dan juga tidak terlalu ramai , ia akhirnya
memilih untuk naik keatas tempat yang dibuat mrip seperti perahu, disana ia
berdiri dengan kertas yang masih digenggamnya dia berteriak, karena ia
menganggap dengan berteriak dia bisa lega, dan bebannya seolah berkurang, ia
tiak peduli dengan apa kata orang terhadap apa yang ia lakukan, karena yang ia
tahu tidak akan ada yang peduli, atas apa
yang dirasakannya saat ini, karena dia menganggap semua manusia itu egois, dan
tidak peduli, namun mungkin ia harus mengubah pandangnnya terhadap orang lain
karena ada 1 orang wanita yang mungkin berusia 3 tahun diatasnya mendekatinya dan bertanya
tentang apa yang terjadi pada dirinya, yang seolah peduli terhadap dirinya.
Iren hanya diam, karena ia tidak mudah dekat dengan orang baru, namun dengan
santai seorang wanita tadi menepuk bahu iren dan berkata, “tidak semua orang
tau apa yang sedang kamu alami, jadi bererita lah agar orang mengerti, mungkin
dengan bercerita kamu bisa merasa lega”, ucapnya.
Iren tetap diam
ia hanya memberikan kertas yang digenggamnya tadi, seolah ia ingin berbagi
keluh kesah yang dirasakannya. Siwanita itu pun mengambil kertas yang diberikan
iren, dan mencoba mengetahui apa yang menyebabkan ia terlihat se-frustasi ini .Setelah beberapa saat sang wanita pun
tahu , ia berkata” hanya karena kertas ini , kamu seperti orang yang kehilangan
arah, kamu seperti orang stress yang berteriak – teriak tanpa malu, ini
kegagalan yang belum seberapa, karena nanti kamu akan mengalami banyak
kegalalan, baru hal kecil seperti ini saja, kamu sudah se- frustasi ini, bagaimana
dengan kegagalan yang lebih besar dari ini, apakah kamu akan mencoba bunuh
diri?. Jangan menjadi orang bodoh, Setiap
orang pasti punya masalah dan pasti pernah mengalami kegagalan, apakah ia
meperlihatkan kepada orang – orang bahwa ia punya masalah, tidakkan?, sekarang
bagaiamana cara kita menyembunyikan masalah kita, sehingga orang hanya
menganggap kita baik – baik saja, dan bagaimana caranya bangkit dari sebuah
kegagalan untuk mencapai sebuah keberhasilan. Jangan terlalu mendewakan
peringkat dan nilai ini karena ini tidak menjamin sukses atau tidaknya kamu.
Sekarang kalau kamu ingin mendapat peringkat yang lebih baik dan nilai sempurna
ayo berusaha, ayo kerja keras belajar giat,tapi jangan semata – mata hanya
untuk peringkat dan nilai , karena peringkat dan nilai hanya, coretan semu yang
tiada arti kalau kita tidak berilmu”.
“Tapi kak, iren udah berusaha keras, iren udah belajar mati –
matian siang sampai malam, iren berharap yang terbaik untuk iren, tapi apa,
harapan iren selalu ngecewain iren kak , ini yang buat iren nggak mau berharap
lagi kak, karena iren tahu, kalau harapan hanya mengecewakan iren kak.
“Jangan salahkan harapan, karena tidak semua harapan akan
mengecewakan dan tidak semua harapan jadi kenyataan yang memuaskan, dan tidak
semua yang berusaha keras akan berhasil karena setiap orang pasti punya jatah
gagal, nah sekarang gimana kamu habiskan jatah gagalmu kemudian mendapatkan jatah
sukses mu. Jangan takut berharap, silahkan berharap sebanyak apa kamu bisa
berharap dan buktikan bahwaa harapan kamu tidak akan mengecewakan kamu,
berusaha terus jangan menyerah karena apa yang mau harapkan dan apa yang kamu
impikan, cara mendapatnya bukan hanya dengan 1 langkah, namun ada banyak
langkah yang harus kamu lakukan untuk mencapai kesuksesan kamu, sekarang anggap
harapan dan impian kamu ada dipuncak gunung, nah untuk menggapainya kamu harus
mendaki terlebih dahulu, dan dalam perjalanan untuk mencapai puncak, tentu ada
banyak rintangan yang harus kamu lewati sebelum kamu mencapai puncak harapan dan impian kamu,
dan jika telah sampai puncak baru kamu merasakan, inilah perjuanagan inilah
hasil dan inilah bagian dari harapan yang membawa kamu sampai ke gerbang kesuksesan,
dan saat itu baru kamu sadar bahwa semua itu membutuhkan proses yang amat panjang.
Sekarang, buktikan pada semua orang bahwa kesuksesan tidak bergantung peringkat,
untuk mencapai kesuksesan ada banyak harapan yang mengecewakan yang harus
didapatkan sebelum mendapatakan manisnya kesuksesan. Jangan berhenti berharap,
selagi kamu mampu berusaha, semangat!Saya mungkin tidak kenal kamu, tapi saya
harap, saya bisa bertemu kamu dimasa mendatang, disaat kamu sudah mencapai apa
yang kamu harapkan dan kamu impikan, dan disaat di mana kamu dapat membuktikan
bahwa harapan tak selalu mengecewakan”.
Setelah berkata
panjang lebar sang wanita pun pergi meninggalkan iren yang masih bergelut
dengan pikirannya. Dan sekarang ia menyadari bahwa betapa bodohnya ia saat ini,
dan disini dibukit impian inilah ia bertekad bahwa apa yang menjadi impiannya harus
tercapai dan apa yang menjadi harapan nya harus bisa diwujudkan, dan dia harus
membuktikan bahwa harapan tidak akan selalu mendatangkan kekecewan, karena
suatu saat nanti ada sebuah harapan yang mendatangkan kebahagiaan, kapan itu ?
nanti, disaat jatah gagal dan kecewanya habis dan tersisa jatah berhasil dan
bahagianya. Dan ia menanamkan kepada dirinya jangan takut untuk berharap selagi
kita yakin kita bisa mewujudkan harapan itu.
Komentar
Posting Komentar